Kenali Kanker Leher Rahim: Pencegahan dan Deteksi Dini

Kenali Kanker Leher Rahim: Pencegahan, Deteksi Dini

Warta Sehat | Jakarta - Kanker leher rahim, atau yang dikenal sebagai kanker serviks, merupakan salah satu jenis kanker yang banyak menyerang perempuan di Indonesia. Meskipun terdengar menakutkan, dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang efektif, risiko terkena kanker ini dapat diminimalisir. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai apa itu kanker leher rahim, bagaimana cara mencegahnya, pentingnya deteksi dini, serta data terbaru terkait penyakit ini di Indonesia.

Apa Itu Kanker Leher Rahim?

Kanker leher rahim adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali pada leher rahim, yaitu bagian bawah dari rahim yang menghubungkan ke vagina. Penyebab utama dari kanker ini adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), yang ditularkan melalui kontak seksual. Tidak semua infeksi HPV akan berkembang menjadi kanker, namun beberapa jenis HPV memiliki risiko tinggi menyebabkan perubahan sel yang dapat berujung pada kanker.

Pentingnya Pencegahan

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah kanker leher rahim:

  1. Vaksinasi HPV: Vaksin HPV efektif mencegah infeksi dari jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Pemerintah Indonesia telah memasukkan vaksinasi HPV ke dalam program imunisasi nasional sejak 2023, menargetkan anak perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Langkah ini sejalan dengan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan.

  2. Skrining Rutin: Deteksi dini melalui skrining dapat menemukan perubahan sel pada leher rahim sebelum berkembang menjadi kanker. Metode skrining yang direkomendasikan antara lain Pap smear dan tes HPV DNA. Pada 2023, Kementerian Kesehatan mulai mengadopsi metode tes HPV DNA sebagai bagian dari upaya meningkatkan akurasi deteksi dini.

  3. Perilaku Seksual Sehat: Tidak melakukan gonta-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom dapat menurunkan risiko infeksi HPV.

  4. Berhenti Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker leher rahim.

Deteksi Dini: Kunci Kesembuhan

Deteksi dini memainkan peran krusial dalam keberhasilan pengobatan kanker leher rahim. Semakin awal kanker terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya. Oleh karena itu, perempuan disarankan untuk:

  • Melakukan Skrining Rutin: Wanita yang telah aktif secara seksual disarankan untuk melakukan Pap smear atau tes HPV DNA secara berkala sesuai anjuran tenaga medis.

  • Mewaspadai Gejala: Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain perdarahan di luar siklus menstruasi, nyeri panggul, atau keputihan yang tidak normal. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.

Data Terbaru Kanker Leher Rahim di Indonesia

Kanker leher rahim masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Berikut beberapa data terbaru yang perlu diketahui:

  • Angka Kejadian: Menurut data Globocan 2022, insiden kanker leher rahim di Indonesia mencapai 23 kasus per 100.000 penduduk perempuan.

  • Usia Penderita: Tren menunjukkan bahwa usia penderita kanker leher rahim semakin muda, dengan kasus ditemukan pada perempuan usia 20-an.

  • Upaya Pemerintah: Kementerian Kesehatan telah menetapkan kanker leher rahim sebagai salah satu dari empat jenis kanker yang diprioritaskan untuk penanganan, bersama dengan kanker payudara, paru, dan usus.

  • Program Vaksinasi: Pada 2023, Indonesia memperluas akses vaksin HPV untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 SD sebagai bagian dari upaya eliminasi kanker serviks.

  • Penurunan Kasus di Surabaya: Data dari Dinas Kesehatan Surabaya menunjukkan penurunan jumlah kasus kanker leher rahim dari 413 kasus pada 2023 menjadi 201 kasus pada 2024.

Kanker leher rahim adalah ancaman nyata bagi kesehatan perempuan di Indonesia. Namun, dengan langkah pencegahan seperti vaksinasi HPV, skrining rutin, dan perilaku hidup sehat, risiko terkena kanker ini dapat dikurangi secara signifikan. Dukungan dan upaya pemerintah melalui berbagai program juga menunjukkan komitmen serius dalam mengatasi masalah ini. Sebagai individu, penting bagi kita untuk proaktif dalam menjaga kesehatan dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk deteksi dini dan pencegahan. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Sumber: Kemenkes RI